Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 23 Desember 2011

bedakah Papua diantara mesuji dan pulau padang

Semenjak pulau Papua berintegrasi kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah tersebut tak pernah diam dari segala macam persoalan yang bersumber dari kemauan Negara untuk bersatu bersama di dalam NKRI hal ini tidak sebanding dengan pengembangan SDM Papua dalam mengangkat citra dan martabat Masyarakat dalam membangun kesepahan sebagai sesama  dalam konteks sebangsa dan se_tanah air
sepertinya Papua secara vulgar menyatakan ketidak puasan itu diakibatkan karena ada perbedaan yang sangat signifikan baik dari sisi kebijakan kultur dan budaya dan klu hal ini tidak disikapi segera oleh pemangku kebijakan Negara Kesatuan Republik Indonesia maka ini boleh disebut bom waktu yang sewaktu_waktu akan meledak.
dari judul bedakah Papua diantara Mesuji dan pulau Padang ada beberapa hal
  • Kongkalingkong pemerintah dan pengusaha dalam pengelolaan hak ulayat sama dengan jaman penjajahan (VOC)
  • Penguasaan Tanah dan air dan SDA nya oleh Negara untuk kesehjateraan rakyat sesuai amanat UUD 1945 hanya selogan belaka.
  • Pembantaian terhadap Rakyat karena tuntutan menjadi hal yang biasa di NKRI
  • Pemerintah lupa maksud mendirikan sebuah Negara adalah untuk kepentingan Rakyat yang di pimpinnya.

kongkalingkong pemerintah dan pengusaha dalam pengelolaan hak ulayat sama dengan jaman penjajahan (VOC) pada jaman penjajahan perusahan melakukan pendekatan dengan Masyarakat dengan cara paksa bahkan rakyat pun dipaksa bekerja namun pada jaman sekarang pendekatan itu jauh berbeda namun lebih menyedikan freeport misalnya wilayah yang di keruk dan diambil sda nya merupakan hak ulayat dari Masyarakat dan kontrak kerja tidak pernah melibatkan sedikitpun rakyat disitu dengan tulus untuk dapat mendengar bahkan mengetahui rancangan yang di buat tetapi jika setelah Masyarakat sadar dan tahu maka yang terjadi adalah kamuflase dengan memberikan perhatian yang sebenarnya tidak menjadi subtansi dari nilai luhur pemilikan atas tanah yang dimaksud. jika saat ini rakyat di mesuji dan pulau padang menuntut maka tentu harus menjadi perhatian seluruh bangsa ini bahwa Masyarakat Papua menuntut dari dulu karena mereka sudah sadar akan ketidak nyamanan ini sehingga jika Papua bersuara jangan bersumpah dan bersama pemerintah mengutuk habis - habisan padahal kita sebenarnya di tanggani oleh Pemerintah kita tidak jauh berbeda dengan Jaman penjajahan dulu model pendekatan kamuflase perhatian jaman sekarang lebih menyakitkan dari kerja paksa (rodi ) dulu.
Penguasaan Tanah dan air dan SDA nya oleh Negara untuk kesehjateraan rakyat sesuai amanat UUD 1945 hanya selogan belaka.hal ini menjadi sesuatu yang sangat riskan dikala perusahaan yang ternama mulai dari pengelolaan sda dari dalam perut bumi hingga permukaan lalut dan darat sudah tidak terhitung lagi di Ngera Kesatuan Republik Indonesia tetapi konteks yang dimanatkan sesuai landasan Negara malah tidak tersentuh sedikitpun malah yang terjadi banyak fenomena sosial yang terjadi hampir merata di seluruh wilayah NKRI persoalanya hanya kesehjateraan.hal yang ironis membuat itu terjadi karena model perijinan kita justru menguntungkan pemberi ijin kompensasi yang diberikan justru menjadi piramida terbalik dimana masyarakat yang secara langsung merasakan dampak investasi justru nol tetapi mulai dari pemimpin terndah hingga pucuk yang merasakan baik ijin hingga bagi hasil dari kasus Papua Mesuji dan Pulau Padang semua hal berkaitan dengan menteri kehutanan yang merupakan pembantu resmi dari Presiden seaindainya dibalik maka niscaya pemerataan kesehjateraan akan di wujudkan.

Pembantaian terhadap Rakyat karena tuntutan menjadi hal yang biasa di NKRI rakyat marah dan emosi pasti bukan karena sebab karena memang kondisi diatas tidak sejalan dengan amanat UUD 1945 dan yang terpenting Rakyat tidak boleh dibantai atas nama kepentingan Negara.ketika Papua bersuara dan terjadi penghilangan nyawa ini yang perlu menjadi pertanyaan bahwa Papua berada di NKRI sama dengan NKRI Berinvestasi di tanah ulayat Papua maka segala hal harus dari hati ke hati.ironis ketika mesuji terjadi pembantaian maka seluruh kamera menyorotinya dimana mesuji sama persoalannya yaitu pencaplokan tanah atas nama ijin Negara rakyat di buat kalang kabut bahwa tidak ada administrasi tentang hak atas tanah disatu sisi ketika rakyat pulau padang hampir mati karena menahan lapar akibat aksi menjahit mulut karena tidak ada jalan untuk mencari perhatian tetapi selama 4(hari) menjadi tontonan yang biasa di negeri ini.
Pemerintah lupa maksud mendirikan sebuah Negara adalah untuk kepentingan Rakyat yang di pimpinnya.hal yang terpenting skg adalah Pemerintah mestinya sadar bahwa ibarat sebuah rumah maka kesehjateraan dari anggota keluarga menjadi prioritas kepala keluarga (Presiden ) harus arif dan bijaksana bahwa rakyat merupakan hal yang utama bukan menjadi simbol dan slogan dalam mengkases kepentingan kekuasaan dan kepentingan dinasty golongan dan kelompok seluruh kekayaan yang ada di wilayah kita merupakan aset halaman rumah kita sehingga siapapun yang membantu untuk mengelolannya anggota keluarga (Masyarakat ) merupakan penikmat yang utama bukan menjadi penonton ..


Teluk Yotefa jayapura di potret dari pondok  kelapa muda oleh >ir<
Tuhan menganugerahkan kepada kita mata yang dapat memandang jauh sejauh mata memandang terbentang gunung - gunung dan samudara tetapi Tuhan memberikan kepada kita keterbatasan langka demi langka untuk mengapai semua itu karena kita mempunyai egoisme yang yang di topang dengan kedudukan dan materi sehinga langka demi langka kita perlu dibatasi bahwa di depan...disamping...dibelakang kita masih ada sesama kita yang sama dengan kita yang di bentuk serupa dengan Sang Pencipta...maka diberikanlah pandangan yang jauh untuk jauh memandang ke depan bahwa masih adalagi mereka yang akan lahir dan lahir untuk menikmati karya keagungan Tuhan yang harus sama nikmatnya seperti yang kita nikamti saat ini.
>ir<

2 komentar:

  1. Saya kira ada lagi permasalahan lain Pak,
    Diakui atau tidak saya melihat masih kurang upaya pemerintahan di tingkat Lokal papua untuk menjadi penghubung diantara Pemerintah pusat dan rakyat papua.
    Saya merasa pemimpin Lokal kurang turun ke bawah untuk mendengarkan suara rakyat,lalu menepuk pundak mereka dengan lembut sambil tersenyum untuk menenangkan....
    Dan mereka juga kurang berani menyampaikan ke pusat apa yang sebenarnya menjadi permasalahan rakyat Papua.
    kalau itu terjadi, saya kira kita tidak perlu orang lain untuk menyelesaikan semua permasalahan ini.
    Dengarkan suara rakyat,sampaikan ke Pusat..lalu laksanakan dengan tulus...sangat sederhana sebenarnya...walaupun saya tahu untuk melaksanakannya tidaklah sederhan

    BalasHapus
  2. mksh dhany bahwa benar apa yg dhani katakan namun pemerintah lokal adalah kepanjangan dari pemerintah terpusat sudah teikat dalam sistem yang tidak terbaca secara kasat mata,pemerintah lokal dalam persoaln hak ulayat adalah bagian dari piramida terbalik yang diatas Masyarakat yang juga dalam pendekatan pengelolaan sda mendapat petunujuk dari pusat...salah satu contoh di pulau padang bupati dan gubernurnya diam karena kebijakan itu dieksekusi oleh menteri yang terkait jadi ironis negara kita yang semua hal sudah diatur dalam landasan negara kita tetapi dalam aplikasinya tidak ada sama sekali...

    BalasHapus

Topik lainnya

Bahan Ajar Geologi Teknik Part XI

 Program Study Geologi Teknik  Universitas Sains dan Teknologi Jayapura dosen : Isak HA Rumbarar Pada pertemuan ini, kita akan membahas topi...

Postingan Populer